Kamis, 16 Mei 2013

MAKALAH PENDEKATAN HUMANISTIK

Diposting oleh Unknown di 04.54
Pendekatan Humanistik HUMANISTIK ( PSIKOLOGI KEMANUSIAN ) TEHNIK LABORATORIUM KONSELING 1 Penyusun : ISTIA PANCA OKTAVIA 1105095147 JUMIATI AMELIA 1105095070 LUTFI WAHYUNI 1105095068 M. KHERI HARTONO 1105095122 NUR BAYYAH Y 1105095100 RAHMANIA 1105095109 TRIA HARMIATI 1105095093 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN BIMBINGAN KONSELING SAMARINDA 2012 / 2013 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Tehnik Laboratorium Konseling 1. Pada kesempatan kali ini kami, mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya atas segala bantuan, saran , bimbingann Dosen yaitu bapak Rahman, S.pd.Mpddan teman- teman yang sudah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang membaca nya dan menjadikan suatu inspirasi untuk lebih memperdalam wawasan dan pengetahuan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Samarinda, 2012 Penulis DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar …………………………………………............................ Daftar Isi …………………………………………………………… BAB 1 Pendahuluan A. Latar Belakang ……………………………………………. B. Rumusan Masalah ……………………………………………. C. Tujuan penulisan …………………………………................. D. Manfaat Penulisan …………………………………………… E. Kelemahan dan Kelebihan Teori pendekatan Humanistik …………… BAB II Dasar Teori A. Konsep Dasar ………………………………………….. B. Tokoh-tokoh …………………………………………. C. Hakekat Dasar …………………………………………. D. Tujuan ………………………………………… BAB III Pembahasan A. Analisis ……………………………………….. B. Sintesis ………………………………………. C. Diagnosis ………………………………………. D. Proknosis ………………………………………. E. Treatment ……………………………………… F. Follow up ……………………………………… BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………… B. Saran ……………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psokologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalisis ( Misiak dan Sexton, 2005 ). Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu … psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luasakan kaedah-kaeah yang lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterap Psikologi Humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme seta dipandang sebagai ” kekuatan ketiga ” dalam aliran psikologi.Psikoanalisis ” Sigmun Freud ” : berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat. Psikoanalisis berkeyakinan bahwa prilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dalam diri .Behaviorisme ” Ivan Pavlov ” : meyakini bahwa semua prilaku dikendalikan oleh faktor eksternal dari lingkungan . Humanistik ” Abraham Maslow ” : memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi yang dimiliki manusia, hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang . Dalam makalah ini kami cantumkan ilustrasi kasus yang berhubungan dengan pendekatan humanistik adalah permasalah kepercayaan diri. Tria adalah seorang mahasiswa semster III di universitas mulawarman. Tria ini bisa disebut anak yang cukup berprestasi semasa dia bersekolah. Di rumah, tria merupakan anak yang mudah bergaul terhadap orang-orang disekitarnya. Ketika tria berada di sekolah dan dia berkumpul dengan teman-temannya selalu dia menjadi bahan guyonan teman-temannya karena dia memiliki fisik yang berbeda seperti teman-temannya. Dia merasa tersinggung dan kepercayaan dirinya berkurang dia merasa kenapa fisik dia berbeda dengan teman sebayanya. Dan kadang kala ada juga teman satu sekolahnya tidak mau bermain dengannya karena mereka merasa malu mempunyai teman seperti tria. Setelah kejadian itu tria menjadi anak yang murung dan dalam kehidupan sosialnya tria jadi lebih memilih teman yang menghargai dirinya lebih baik. Dalam kurangnya kepercayaan diri triya, dia mencoba memutuskan untuk menemui seorang pembimbing ( konselor ). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara pengentasan kurangnya kepercayaan diri melalui teori pendekatan humanistik ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui bagaimana cara pengentasan masalah kurangnya kepercayaan diri melalui teori pendekatan humanistik. D. Manfaat penulisan Manfaat dari dibuatnya makalah ini mencakup untuk segala individu, manfaatnya adalah sebagai berikut : 1. Konseli : agar konseli dapat berfikir positif jika ada hal negatif yang membuat kepercayaan dirinya luntur, agar konseli bisa mempunyai kepercayaan diri yang mampu membuat dia bersaing dilingkungannya. 2. Orang tua : agar orang tua bisa mengetahui bagaimana kelemahan anaknya sehingga orang tua dapat memberi motivasi agar anak merasa percaya diri dilingkungan sekitar dan keluarga. Dan orang tua juga dapat membantu anak merubah kelemahan anak menjadi sebuah kekuatan anak tersebut untuk menghadap masa depannya. 3. Guru atau Wali kelas: agar seorang guru dapat mngetahui perkembangan kondisi siswa yang mungkin sama dengan kasus yang kami ambil untuk menjadikan inspirasi lebih baik. 4. Lingkungan : manfaat dari makalah ini bagi lingkungan adalah agar jika di sekitar kita ada orang yang mempunyai kekurangan dari materi atau non materi kita tidak perlu mengucilkan kekurangan orang btersebut. Karena jika itu kita perbuat maka kepercayaan diri orang tersebut akan jatuh dan dia akan tidak mau terbuka kepada lingkungan sekitar. 5. Pembaca pada umumnya: yang dapat diambil hikmah atau pelajaran dari kasus ini agar keluarga maupun orang terdekat mereka tidak mengalami nasib yang sama. BAB II DASAR TEORI A. KONSEP DASAR Sebenarnya Eksistensial “Humanistik” dengan tokoh Victor Frankl dan Rollo May ini bukan terapi, tetapi filsafat sebagai pendekatan yang berkembang dari reaksi terhadap dua model besar dalam terapi, yaitu Psikoanalisis dan Behaviorisme. Dalam pandangan Victor Frankl sebagai tokoh Logo Therapy (Logo Therapy adalah terapi yang menekankan pada kebermaknaan hidup dengan amalan) yang juga bicara eksistensial “humanistic”, terapis memasuki dunia subyektif klien tanpa praduga apapun. Sedang Sigmund Freud memasuki dunia klien dengan memaksakan pendapatnya dalam bentuk interpretasi. Teori ini di kembangkan oleh maslow(1908-1970), konsep utama yang dianut adalah usaha untuk mengerti manusia sebagaimana adanya, mengetahui mereka dari realitasnya, melihat dunia sebagaimana mereka melihatnya, memahami mereka bergerak dan mempunyai keberadaan yang unik konkrit dan berbeda dari teori yang abstrak. Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu, psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia. Kedua, ia menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia. Ketiga, ia menawarkan metode yang lebih luas akan kaedah-kaedah yang lebih efektif dalam pelaksanaan psikoterapi. Humanistik tidak jelas kaitannya dengan ekologi psikologi. Pada satu sisi, Humanistik tempat yang paling berkuasa atas nilai potensial untuk pengembangan individu. Ini nilai-nilai pengalaman manusia dan kemampuan manusia untuk melampaui pikiran dengan lingkungan sekitarnya, dengan cara yang kreatif. Jadi dalam hal Humanistik untuk manusia dan pengalaman. Humanistik adalah ilmu manusia untuk menangkap pengalaman dalam semua keindahan yang subjektif. Ini yang menyebabkan sebuah penekanan atas berbagai metode fenomenologi yang bertujuan untuk mendapatkan semaksimal mungkin jati diri manusia. Kebutuhan manusia di susun sebagai lima tahap.Maslow berpendapat bahwa hirarki kebutuhan manusia tersebut sifatnya menyeluruh, makin tinggi hirarki yang di dapat maka dia makin memperlihatkan individualitas kemanusiaan dan kesehatan psikologinya. Kelima tahap itu adalah : 1. Kebutuhan dasar 2. Kebutuhan keamanan 3. Kebutuhan kasih sayang 4. Kebutuhan akan di hargai 5. Kebutuhan kegiatan Banyak sekali tokoh-tokoh yang beraliran humanisme. Beberapa tokoh dalam pendekatan humanistik, antara lain : 1. Arthur Combs (1912-1999) Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dati ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan. 2. . Maslow Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal : a) suatu usaha yang positif untuk berkembang b) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self). Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi. 3. Carl Ransom Rogers Carl Ransom Rogers (1902-1987) lahir di Oak Park, Illinois pada tanggal 8 Januari 1902 di sebuah keluarga Protestan yang fundamentalis. Kepindahan dari kota ke daerah pertanian diusianya yang ke-12, membuat ia senang akan ilmu pertanian. Ia pun belajar pertanian di Universitas Wisconsin. Setelah lulus pada tahun 1924, ia masuk ke Union Theology Seminary di Big Apple dan selama masa studinya ia juga menjadi seorang pastor di sebuah gereja kecil. Meskipun belajar di seminari, ia malah ikut kuliah di Teacher College yang bertetangga dengan seminarinya. Tahun 1927, Rogers bekerja di Institute for Child Guindance dan mengunakan psikoanalisa Freud dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak menyetujui teori Freud. Pada masa ini, Rogers juga banyak dipengaruhi oleh Otto Rank dan John Dewey yang memperkenalkan terapi klinis. Perbedaan teori yang didapatkannya justru membuatnya menemukang benang merah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan teorinya kelak. Tahun 1957, Rogers pindah ke Universitas Wisconsin untuk mengembangkan idenya tentang psikiatri. Setelah mendapat gelar doktor, Rogers menjadi profesor psikologi di Universitas Universitas Negeri Ohio. Kepindahan dari lingkungan klinis ke lingkungan akademik membuat Rogers mengembangkan metode client-centered psychotherapy. Disini dia lebih senang menggunakan istilah klien terhadap orang yang berkonsultasi dibandingkan memakai istilah pasien. Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu: a) Kognitif (kebermaknaan) b) experiential ( pengalaman atau signifikansi) Kecewa karena tidak bisa menyatukan psikiatri dengan psikolog, Rogers pindah ke California tahun 1964 dan bergabung dengan Western Behavioral Science Institute. Ia lalu mengembangkan teorinya ke bidang pendidikan. Selain itu ia banyak memberikan workshopdi Hongaria, Brazil, Afrika Selatan, dan bahkan ke eks Uni Soviet. Rogers wafat pada tanggal 4 Februari 1987. Carl R. Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik. Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2) belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik. Bagaimana proses belajar dapat terjadi menurut teori belajar humanisme?. Orang belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu memilih sesuatu untuk dipelajari, mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri tentang apakah proses belajarnya berhasil. Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam : (1) membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif terhadap belajar, (2) membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar, (3) membantu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar, (4) menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa, dan (5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya. B. Hakekat Dasar Humanistik Psikologi Humanistik memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupan dirinya. Asumsi ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang sadar, mandiri, pelaku aktif yang dapat menentukan (hampir) segalanya. Manusia adalah makhluk dengan julukan “the self determining being” yang mampu sepenuhnya menentukan tujuan-tujuan yang paling diinginkannya dan cara-cara mencapai tujuan itu yang dianggapnya paling tepat. Logoterapi, sebuah corak pandangan psikologi yang sering dikelompokkan ke dalam Psikologi Humanistik, menemukan adanya dimensi lain pada manusia disamping dimensi raga (somatis) dan dimensi kejiwaan (psikis), yaitu dimensi noetic (atau sering juga disebut dimensi keruhanian (spiritual). Menurut Viktor Frankl, sang penemu Logoterapi, pengertian ruhani di sini sama sekali tidak mengandung konotasi agamis, tetapi dimensi ini dianggap sebagai inti kemanusiaan, merupakan sumber makna hidup & potensi dari berbagai kemampuan & sifat luhur manusia yang luar biasa yang sejauh ini terabaikan dari telaah psikologi sebelumnya. Logoterapi mengajarkan bahwa manusia harus dipandang sebagai kesatuan raga, jiwa, & ruhani yang tidak terpisahkan. Selain itu Logoterapi menganggap hasrat untuk hidup bermakna adalah motivasi utama manusia. Bila seseorang berhasil memenuhinya, maka akan menjadikan hidupnya bermakna dan bahagia. Begitupun sebaliknya, bila ia tidak berhasil memenuhi arti hidupnya, maka akan menyebabkan hidupnya hampa (tidak bermakna). Psikologi humanistik berasumsi bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi yang baik (minimal lebih banyak baiknya dari pada buruknya). Manusia memiliki kualitas-kualitas insani yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, seperti kemampuan abstraksi, imajinasi, kreativitas, aktualisasi diri, dan lain-lain. Manusia dipandang sebagai makhluk yang otoritas atas kehidupannya sendiri. Artinya, manusia adalah makhluk yang sadar, mandiri, pelaku aktif yang dapat menentukan hampir segalanya. Oleh karena itu, manusia disebut sebagai the self determining being. Meode fenomenologis merupakan metode yang dipakai oleh tokoh humanistik untuk menelaah kualitas-kualitas insani. Carl Rogers juga mengemukakan bahwa kecenderungan manusia ialah mengaktualisasikan dirinya. Manusia dipandang memiliki banyak keunikan dan realitas pengalaman subjektif yang beragam. Sedangkan Maslow memandang aktualisasi diri sebagai kebutuhan dasar manusia. Psikologi humanistik berasumsi bahwa manusia pada dasarnya memiliki potensi-potensi yang baik, minimal lebih banyak baiknya daripada buruknya. Psikologi humanistic memusatkan perhatian untuk menelaah kualitas-kualitas insani, yakni sifat-sifat dan kemampuan khusus manusia yang terpatri pada eksistensi manusia, seperti kemampuan abstraksi, daya analisis dan sintesis, imajijnasi, kreativitas, kebebasan berkehendak, tanggungjawab, aktualisasi diri, makna hidup, pengembangan pribadi, humor, sikap etis dan rasa estetika. Selain itu psikologi humanistic memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupan dirinya sendiri. Asumsi ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang sadar, mandiri, pelaku aktif yang dapat menentukan (hampir) segalanya. Ia adalah makhluk dengan julukan the self determining being yang mampu sepenuhnya menentukan tujuan-tujuan yang paling diinginkannya dan cara-cara mancapai tujuan itu yang dianggapnya paling tepat. Logoterapi, sebuah corak pandangan psikologi yang sering dikelompokkan ke dalam psikologi humanistic, menemukan adanya dimensi lain pada manusia di samping dimensi raga (somatis) dan diimensi kejiwaan (psikis) yaitu, dimensi oetik atau sering juga disebut dimensi spiritual. Logoterapi mengajarkan bahwa manusia harus dipandang sebagai kesatuan raga jiwa ruhani yang tak terpisahkan. Selain itu logoterapi menganggap hasrat untuk hidup bermakna adalah motivasi utama manusia . dan bila seseorang berhsil memenuhinya akan menjadikan hidupnya bermkna dan bahagia. Sebaliknya jika ia tak berhasil memenuhi arti hidupnya hampa tak bermakna. Prinsip utama Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju dengan usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit dan kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis. Manusia harus berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan fisik, manusia harus mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai ataupun sikap. Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual. Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri. Dalam hal ini intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan eksistensi manusia Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreativitas. Melalui kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan potensinya. Pandangan humanistik banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konseling. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman diri. C. TEKNIK-TEKNIK YANG DIGUNAKAN Dalam konseling humanistik terdapat teknik-teknik konseling , yang mana sebelum mengetahui teknik-teknik konseling tersebut terdapat beberapa prinsip kerja teknik humanistik antara lain : 1. Membina hubungan baik (good rapport) 2. Membuat klien bisa menerima dirinya dengan segala potensi dan keterbatasannya 3. Merangsang kepekaan emosi klien 4. Membuat klien bisa mencari solusi permasalahannya sendiri. 5. Mengembangkan potensi dan emosi positif klien 6. Membuat klien menjadi adequate D. TUJUAN Tujuan utama dengan menggunakan teori humanistic adalah sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaanya, dan menerima keadaan dirinya menurut apa adanya. 2. Memperbaiki dan mengubah sikap,persepsi, cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan individu yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya. 3. Menghilangkan hambatan-hambatan yang di rasakan dan di hayati oleh individu dalam proses aktualisasi tersebut . 4. Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau, menurut kondisi dirinya. E. Kelemahan dan Kelebihan toeri pendekatan Humanistik a. Kelebihan 1. Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomenel sosial. 2. Guru menerima siswa apa adanya, memahami jalan pikiran siswa 3. Selalu mengedepankan akan hal-hal yang bermuara demokratis, partisipatif dialogis dan humanis 4. Keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas disekolah dan lebih-lebih adalah kemampuan hidup bersama( komural-bermasyarakat) diantara peserta didik yang tentunya mempunyai pandangan yang berbeda-beda 5. Suasana pembelajaran yang saling menghargai adanya kebebasan berpendapat kebebasan mengungkapkan gagasan 6. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinsiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir , perilaku dan sikap atas kemauan sendiri b. Kekurangan 1. Bersifat individual 2. Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yang mendukung 3. Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis 4. Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri meraka 5. Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah 6. Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil mengaktualisasikan dirinya ini masih buram dan subjektif 7. Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individulisti BAB III PEMBAHASAN Percaya diri merupakan hal yang penting untuk dibangun dan dikembangkan. Kepercayaan diri diperlukan oleh seseorang untuk menghadapi tantangan dalam setiap tahap kehidupannya. Kepercayaan diri sering menjadi masalah yang dialami oleh remaja, baik percaya diri yang berhubungan dengan aspek sosial, maupun percaya diri yang berhubungan dengan proses belajar di sekolah. Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya (Hakim, 2002:6). Gejala dari kurang percaya diri adalah mudah cemas dalam menghadapi persoalan dengan tingkat kesulitan tertentu, memiliki kelemahan atau kekurangan dari segi mental fisik, sosial, atau ekonomi, mudah putus asa, dan cenderung bergantung pada orang lain dalam mengatasi masalah (Hakim, 2002:8). Menurut Lie (2003:4) ciri-ciri orang yang tidak mencerminkan percaya diri adalah tidak yakin kepada diri sendiri, bergantung pada orang lain, ragu-ragu, merasa diri tidak berharga, dan tidak memiliki keberanian untuk bertindak. A. Analisis Data konseli dalam permasalahan humanistik, Pada tahap ini kami lampirkan data diri konseli sebagai berikut: Nama : TRIA HARMIATI Tempat/tanggal lahir : SANGASANGA, 3 JUNI 1993 Alamat : JL. BANGGERIS GANG.8 Umur : 19 TAHUN Tinggi badan : 160cm Berat badan : 98kg Anak ke : 3 Status : MAHASISWA 1. Kemajuan akademis Berdasarkan hasil rapot mulai Sekolah Dasar dari kelas I hingga kelas VI tria termasuk dalam peringkat 10 besar. Di Sekolah Menengah Pertama dari kelas VII hingga kelas IX tria masuk 5 besar. Di Sekolah Menengah Atas dari kelas X hingga kelas XII tria masuk 5 besar. Kemudian dilihat dari bidang non akademik tria menunjukkan bakat di bidang seni. Dan tria bergabung didalam kegiatan ekstrakulikuler “ Drum Band “ disekolahnya. Namun, dari sisi akademik di kelas X tria mengalami penurunan nilai karena kurangnya kepercayaan diri pada awal masuk sekolah di SMA. 2. Keadaan fisik Dari fisik keluarga triya memang menuruni dari fisik ibunya dan dari kecil tria juga sangat dimanja sehingga apa yang di inginkan olehnya selalu di turuti oleh orang tuanya. Konseli mempunyai pertumbuhan fisik yang kurang baik sehingga bentuk tubuhnya tidak temasuk dalam tubuh ideal, berat badan tria sekarang 98kg sehingga ada beberapa penyakit yang sering dialami tria seperti maag, flu, migran, flu, batuk, usus buntu. Tetapi tidak ada penyakit serius yg dideritanya. 3. Keadaan keluarga Konseli merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara kedua saudaranya sudah menikah. Kedua orang tua konseli tinggal di sangasanga dan konseli tinggal disamarinda dengan teman-temannya di kost-kostan banggeris. Ayah dn ibu konseli adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tria memang di didik oleh orang tuannya yang berkerja sebagai PNS. Sehingga Anak ini di lahirkan di keluarga yang bahagia dan dia mempunyai orang tua yang mampu memberi dia kehidupan yang berkecukupan. Tria anak dari 3 bersaudara dan tria anak paling bontot sehingga dia menjadi anak yang manja. a. Kakak laki-laki konseli Nama : Novi Suharmanto Umur : 27 tahun Berat badan : 62kg b. Kakak perempuan konseli Nama : Suhardiyanti Umur : 24 tahun Berat badan : 76kg Dari keuangan keluarga tria merupakan keluarga yang berkecukupan sehingga hampir semua kebutuhan sekolahnya terlengkapi. 4. Tingkah laku sosial Jika dalam lingkunagn sosial anak ini mudah berteman dan sangat ramah terhadap siapapun, tetapi anak ini kadang merasa minder pada kekurangannya. Dia mempunyai fisik yang berbeda dari temannya. Konseli hanya lebih dekat dengan orang tua dan kakak-kakanya saja. Tetapi konseli dikenal oleh orang-orang sekitarnya sebagai orang yang baik, ramah,dan penurut. Tetapi konseli hanya bisa lebih terbuka kepada orang tuanya terutama ibunya. B. Sintesis Kesimpulan sementara yang kami dapat dari analisis adalah : 1. Di lihat dari keadaan akademis Nilai tria termasuk nila yang baik namun pada awal masuk SMA tria mengalami penurunan karena adanya kurangnya kepercayaan diri yang disebabkan lingkungan yang baru. 2. Di lihat dari keadaan fisik Konseli merupakan anak yang mempunyai berat badan 98kg, dan tidak mempunyai penyakit yang serius. Dengan berat badan yang seperti itu membuat konseli menjadi minder dengan teman sebayanya. 3. Di lihat dari keadaan keluarga Orang tua dan kakak-kakaknya memberikan perhatian yang lebih untuk tria. 4. Di lihat dari keadaan tingkah laku sosial Dalam lingkungan sosial konseli mampu menjadi anak yang bisa di terima dengan hangat oleh orang lain dan kadang menjadi pribadi yang tertutup ketika orang-orang disekitarnya tidak bisa menerima kekurangaanya, sehingga kepercayaan dirinya berkurang. C. Diagnosis Dari proses sintesis kami dapat menyimpulkan masalah sementara yang terdapat di poin : Keadaan akademis, keadaan fisik. 1. Tria mengalami penurunan prestasi pada awal masuk SMA karena terbebani oleh kurangnya kepercayaan diri yang disebab kan oleh guyonan teman-temannya dan orang dilingkungan barunya. Serta berat badan yang dimiliki konseli berbeda dengan teman sebayanya sehingga konseli merasa minder jika berkumpul dengan teman-temannya. D. Prognosis Berikut langkah awal yang dapat di berikan konselor kepada masalah yang di hadapi konseli : 1. Mencocokkan data-data yang dimiliki konseli dengan kenyataan yang sebenarnya. 2. Melakukan pendekatan untuk melakukan komunikasi yang baik. 3. Mencari akar permasalah berdasarkan informasi yang didapat. 4. Melakukan wawancara konseling secara face to face. E. Treatment Konseli : tok tok tok.(bunyi ketukan pintu). assalamualaikum Konselor :waalaikum salam, sedang jam istirahat ya? Sudah makan? Ayo ayo silahkan duduk tria. Bagaimana kabarnya? Konseli : baik mba... Konselor : bagus sekali... saya kira mungkin ada sesuatu yang dapat saya bantu . . . . Konseli :sebenarnya saya datang kemari ingin... hmmmmm... inginnnnnnn ( sambil memikirkan sesuatu) Konselor : coba katakan pada saya, apa yang membuat kamu melangkah kemari, kita punya waktu cukup panjang….. hmmmm……kira-kira selama jam istirahat berlangsung.. Konseli : ia mba.. Konselor : kalau begitu katakanlah sayang... its ok.. semua akan baik baik saja. tenang? Kamu bisa mempercayai mba sebagai laci rahasia kamu tria (kerahasiaan) Konseli : saya sangat percaya mba.. tapi saya tidak tau harus memulai menceritakannya dari mana… ..karena( sejenak berfikir)……. masalah yang aku punya malu untuk aku ungkapkan secara langsung…( tersenyum malu)…… Konselor : mungkin kamu hanya sedang bingung saja, kalau begitu coba kamu tarik nafas dalam-dalam terlebih dahulu.. lalu mulailah ceritakan apa yang kamu rasakan sekarang, agar mba dapat membantu mu (kesukarelaan) Konseli : sebenarnya saya tidak percaya diri dengan keadaan fisik yang saya miliki sekarang ini ( tertunduk sedih ) Konselor : dengan fisik mu yang sekarang ini, apa yang membuat kamu tidak percaya diri ? Konseli : eemmm…… saya merasa minder karena saya memiliki fisik yang berbeda dengan anak seumuran saya (tertunduk sedih ) Konselor : mungkin itu hanya perasaan kamu saja, memang sebulumnya ada yang memojokan mu sehingga membuat mu tidak percaya diri ? Konseli : eemmmm tidak mba itu memang kenyataan yang saya alami sekarang, karena banyak orang berteman dengan saya blak-blakkan menjadikan saya bahan guyonan mereka. Konselor : jadi tindakan apa yang ingin kamu lakukan ketika mereka melakukan itu terhadap kamu ? Konseli : saya hanya ingin keberadaan saya dihargai oleh mereka ( tertunduk… sambil menitikan air mata ) Konselor : jangan menangis sayang ( sambil menepuk pundak tria )… tarik nafas dalam-dalam lalu berfikir lah secara positif. Mungkin disini mba tidak begitu paham dengan masalah yang kamu hadapi sekarang, anggap saja sekarang mba orang yang tidak mengerti apa-apa.. coba kamu terangkan kepada mba agar mba mengerti dan bisa memahami keadaan kamu sekarang. (tehnik dalam memancing emosi konseli agar mau menceritakan dengan jelas Konseli : ahhhh mbaaa.... sebenarnya ada beberapa orang yang tidak suka memiliki teman yang mempunyai fisik seperti saya, karena mungkin mereka malu dengan orang-orang bila berteman dengan saya.( sambil melihat jam ditangan)…. Konselor : mungkin untuk hal itu kamu bisa melihat dampak negatif dan positifnya dengan kelakuan teman-teman kamu sekarang ……mungkin dampak negatifnya: kamu merasakan malu, dipojokkan dan sebagainya. Dan dampak positinya : kamu bisa merubah atau memperbaiki hal yang membuat kamu tidak percaya diri dengan yang kamu miliki. Konseli : ia mba….. sebenarnya menurut ibu saya ini benar atau tidak kalau saya menanggapi ejekan mereka dengan cara tidak menegur mereka ? Konselor : eeeeemmm saya tidak bisa memutuskan kamu benar atau salah, apakah kamu pernah mencoba tidak menegur mereka karena kamu merasa sakit hati ? Konseli : pernah mba… saya mencoba tidak menegur dan menjauhi mereka ketika disekolah. Konselor : lalu tindakan apa yang mereka lakukan ketika kamu tidak menegur mereka ? Konseli : mereka mencoba mendekati dan mengambil hati saya kembali dan mereka merasa ada yang kurang ketika meraka tidak berkumpul. Konselor : naaaaa (sambil tersenyum) berarti kamu bisa mengambil hal positiv dari tindakan mereka mengejek kamu, dan di sisi lain kamu mengetahui bahwa mereka bangga memiliki teman seperti kamu dan mereka menyayangi kamu. Konseli : J Konselor : manis sekali. Berhubung waktu istirahat kita telah selesai kamu boleh kembali kekelas tria.. kita akan bertemu lagi jika kamu mempunyai waktu luang untuk membahas lebih lanjut masalah yang kamu hadapi. J Konseli : baik mba…. (sambil menggeser kursi untuk berdiri) Konselor : apa perlu mba mengantar kamu hingga kekelas?? (sambil berjabat tangan) Konseli : hehe.. tidak perlu mba saya bisa sendiri,, assalamualaikum mba Konselor : waalaikumsalam.. J F. Follow up Rencana tindak lanjut yang disepakati konseli dan konselor : a. Konseli akan menerima guyonan para teman-temannya dan mengambil sisi positivnya dari masalah yang dia hadapi. b. Konseli juga harus merubah pola makannya agar postur badannya berubah dan rasa percaya dirinya tidak berkurang. c. Dan konseli akan mencari alternative baru untuk mengurangi berat badan yang di milikinya. Sehingga konseli tidak merasa minder dengan keadaan fisik yang dimilikinya. d. Dengan adanya masalah ini, konseli mungkin sekarang bisa lebih menjadi mandiri dibandingkan sebelumnya karena konseli bisa mengatasi masalah-masalahnya dengan baik dan secara dewasa Mungkin selanjutnya konselor dan konseli dapat membahas masalah ini lagi dilain kesempatan yang terlebih dahulu mereka akan membuat perjanjian dimana konselor dan konseli saling mengetahui satu sama lainnya. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Seorang individu bisa mempunyai percaya diri yang baik jika lingkungannya mendukung dan dari sisi akademis dan non akademis ada sesuatu yang membuat individu itu lebih unggul dari teman-teman lainnya. 2. Konseli juga harus dapat berfikir positif ketika konseli menghadapi masalah tentang kekurangannya. 3. Konseli akan dapat merubah yang tidak mungkin orang sangka-sangka akan menjadi mungkin dengan tekad dan kemauan yang bulat dari hatinya. 4. Dengan adanya masalah ini, konseli mungkin sekarang bisa lebih menjadi mandiri dibandingkan sebelumnya karena konseli bisa mengatasi masalah-masalahnya dengan baik dan secara dewasa B. Saran 1. Konseli harus menyadari bakat yang dimilikinya dan menggali potensi-potensi yang individu miliki, agar individu tersebut dapat mengubah pola fikirnya agar inner beauty yang ada dalam dirinya lebih terlihat dan menjadikan sisi positif untuk dirinya. 2. Dan perlunya dukungan terhadap konseli dari orang tua agar konseli sendiri dapat lebih terbuka dan menerima masukan-masukan dari lingkungannnya 3. Agar guru dapat memperhatikan siswa yang mempunyai hal sama untuk merubah dia menjadi lebih baik dan dapat medeteksi masalah apa yang sedang terjadi pada siswa-siswanya. 4. Dari lingkungannya itu sendiri mungkin dapat diatasi dengan sikap yang mau terbuka dan selalu menganggap orang-orang disekitar itu dapat membantu dalm maslah –masalah yang sedang dihadapi tidak hanya didalam keluarga kita dapat menuangkan semuanya masalah kita tetapi juga lingkungan disekitar dapat memberikan masukan-masukan yang bersifat positif. 5. Untuk orang pada umunya agar dapat menerapkan sedikit ilmu ini untuk dijadikan pembelajaran kepada masyarakat umum DAFTAR PUSTAKA Hincyoo.wordpress.com 2012/01/ konseling-ekstensial-humanistik Oxygendistro.blogspot.com Mihwahuddin.wordpress.com Corey, G. 1986. Theory and practice of counseling and psychotherapy. Monterey, California: Brooks/Cole Publishing Company George, R.L & Christiani, T.S. 1990. Counseling: theory and practice. Boston: Allyn and Bacon Latipun. 2001. Psikologi Konseling. Malang: Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang Rosjidan. 1988. Pengantar teori-teori konsleing. Jakarta: Direktorat Pendidikan Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Shiling, L. E. 1984. Perspective on counseling theories. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs. Sukardi, D.K. 1985. Pengantar teori konseling: suatu uraian ringkas, Jakarta Timur: Ghalia Indonesia

3 komentar:

Unknown on 16 Mei 2013 pukul 05.22 mengatakan...

waw, good joob :)

Unknown on 16 Mei 2013 pukul 05.48 mengatakan...

mantap

Unknown on 16 Mei 2013 pukul 06.44 mengatakan...

sangat bermanfaat :)

Posting Komentar

 

ISN Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting